TUGAS MATERNITAS
I
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA “Ny.M” DENGAN KEHAMILAN TRIMESTER 1
DISUSUN
OLEH :
1. AMRIANDA EKA R.
2. ARTHA RAMDHANI P.
3. BAHRI KIMIN
4. DEKA NUSANTI
5. DIKA
TINGKAT: II A1
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN
KEPERAWATAN
2011/2012
BAB
I
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Tinjauan
Teori
1. Konsep Kehamilan
Masa
kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari pertama
haid terakhir. Kehamilan di bagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama di mulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan ke dua dari bulan ke empat sampai bulan ke 7,
triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai
9 bulan (Saifuddin, 2008).
Kehamilan
matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih
dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur, sedangkan bila lebih dari 43 minggu disebut
kehamilan postmatur (Mansjoer, 2001).
v Menurut usia kehamilan,
kehamilan dibagi menjadi:
a. Kehamilan
trimester pertama: 0-14 minggu
b. Kehamilan
trimester kedua: 14-28 minggu
c. Kehamilan
trimester ketiga: 28-42 minggu
Kehamilan
sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan
ibu dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mungkin terjadi sehingga kelainan yang ada, dapat dikenal lebih dini. Tujuan
pemeriksaan antenatal adalah menyiapkan fisik dan mental ibu serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan masa nifas agar
sehat dan normal setelah ibu melahirkan (Mansjoer, 2001).
2.
Paritas
Paritas adalah
jumlah janin dengan berat badan lebih dari atau sama dengan 500 gram yang
pernah dilahirkan, hidup maupun mati. Bila berat badan tak diketahui maka
dipakai umur kehamilan, yaitu 24minggu (Siswosudarmo, 2008).
v Penggolongan
paritas bagi ibu yang masih hamil atau pernah hamil berdasarkan jumlahnya
menurut Perdinakes-WHOJPHIEGO yaitu:
a. Primigravida
Adalah
wanita hamil untuk pertama kalinya
b. Multigravida
Adalah wanita
yang pernah hamil beberapa kali, di mana kehamilan
tersebut tidak lebih dari 5 kali.
tersebut tidak lebih dari 5 kali.
c. Grandemultigravida
Adalah wanita
yang pernah hamil lebih dari 5 kali.
v Menurut sumber
lain jenis paritas bagi ibu yang sudah partus antara lain yaitu:
a. Nullipara
adalah wanita
yang belum pernah melahirkan bayi yang mampu hidup (Siswosudarmo, 2008).
b. Primipara
adalah wanita
yang pernah 1 kali melahirkan bayi yang telah mencapai tahap mampu hidup (Siswosudarmo, 2008).
c. Multipara
adalah wanita
yang telah melahirkan 2 janin viabel atau lebih (Siswosudarmo, 2008).
d. Grandemultipara
adalah wanita
yang telah melahirkan bayi 6 kali atau lebih (Mochtar, 1998). Grandemultipara adalah wanita
yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih (Padjadjaran, FK., 1983).
e. Great Grandemultipara
adalah seorang
wanita yang telah melahirkan bayi yang sudah viable 10 kali atau lebih (Wiknjosastro, 2002).
3.
Asuhan Antenatal (Antenatal Care)
Pengertian Antenatal
Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kahamilan dan
persiapan persalinan yang aman dan memuaskan (Mudlilah, 2009).
v Tujuan antenatal
antara lain (Saifuddin, 2008):
a. Memantau kemajuan kehamilan
untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
b. Meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi.
c. Mengenali secara dini adanya
ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup
bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa
nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan
keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
v Dari tujuan
tersebut, tujuan kunjungan antenatal pada kunjungan pertama adalah
(Mufdillah,2009):
a. Menentukan diagnosis ada atau
tidaknya kehamilan
b. Menentukan usia kehamilan dan
perkiraan persalinan
c. Menentukan status kesehatan
ibu dan janin.
d. Menentukan kehamilan normal
atau abnormal serta ada atau tidaknya faktor risiko kehamilan
e. Menentukan rencana pemeriksaan
atau penatalaksanaan selanjutnya
4.
Kebijakan Pemerintah Tentang Standar Pelayanan Antenatal
Menurut
Mufdlilah (2009) menyatakan bahwa standar pelayanan antenatal yang berkualitas
dtetapkan oleh Departemen Kesehatan RI yaitu memberikan pelayanan kepada ibu
hamil minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II,
dan 2 kali pada trimester III untuk memantau keadaan ibu dan janin dengan
seksama, sehingga dapat mendeteksi secara dini dan dapat memberikan intervensi
secara tepat.
Menurut
Saifuddin (2008) pelayanan/asuhan antenatal hanya dapat di berikan oleh tenaga
kesehatan profesional dan tidak dapat di berikan oleh dukun bayi. Untuk itu
perlu kebijakan teknis untuk ibu hamil secara keseluruhan yang bertujuan untuk
mengurangi resiko dan komplikasi kehamilan secara dini.
v Kebijakan teknis
itu dapat meliputi komponenkomponen sebagai berikut :
a. Mengupayakan kehamilan yang
sehat
b. Melakukan deteksi dini
komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan.
c. Persiapan persalinan yang
bersih dan aman
d. Perencanaan antisipasi dan
persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.
v Dalam memberikan
pelayanan tersebut telah diberikan pelayanan atau asuhan standar minimal ”7T”
yaitu
a. Timbang berat badan ibu hamil dan
pengukuran lingkar lengan atas (LLA) secara teratur mempunyai arti klinis penting, karena
ada hubungan erat antara pertambahan berat badan selama kehamilan dengan berat badan
lahir anak. Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat digunakan sebagai
indikator pertumbuhan janin dalam rahim. Pertambahan yang optimal adalah
kira-kira 20% dari berat badan ibu sebelum hamil, jika berat badan tidak bertambah, lingkar
lengan atas <23,5 cm menunjukkan ibu mengalami kurang gizi (Mufdlilah, 2009).
b. Pengukuran tekanan darah dan penimbangan berat badan harus dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi. Apabila pada kehamilan triwulan III terjadi kenaikan berat badan lebih dari 1 kg, dalam waktu 1 minggu kemungkinan disebabkan terjadinya oedema, apabila kenaikan tekanan darah dan tekanan diastolik yang mencapai >140/90 mmHg atau mengalami kenaikan 15 mmHg dalam 2 kali pengukuran dengan jarak 1 jam. ibu hamil dikatakan dalam keadaan preeklamsi mempunyai 2 dari 3 gejala preeklamsi. Apabila preeklamsi tidak dapat diatasi, maka akan berlanjut menjadi eklamsi. Eklamsi merupakan salah satu penyebab kematian maternal yang seharusnya dapat dicegah atau deteksi secara dini, melalui monitoring kenaikan tekanan darah dan kenaikan berat badan yang berlebihan (Mufdlilah, 2009).
c. Mengukur tinggi fundus uteri dilakukan secara
rutin dengan tujuanmendeteksi secara dini erhadap berat badan janin. Indikator
pertumbuhan berat janin intrauterin, tinggi fundus uteri dapat juga mendeteksi secara
dini terhadap terjadinya molahidatidosa, janin ganda atau hidramnion di mana ketiganya
dapat mempengaruhi terjadinya kematian maternal (Mufdlilah, 2009).
d. Pemberian
imunisasi tetanus toxoid (TT) lengkap kepada ibu hamil sebanyak 2
kali dengan jarak minimal 4 minggu,
diharapkan dapat menghindari terjadinya tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu
bersalin dan nifas (Mufdlilah, 2009).
e. Pemberian tablet zat besi, 90 tablet selama 3
bulan kehamilan, diminum setiap hari, ingatkan ibu hamil tidak minum dengan
teh dan kopi, suami atau keluarga hendaknya selalu dilibatkan selama ibu
mengkonsumsi zat besi, untuk meyakinkan betul-betul diminum (Mufdlilah, 2009).
f. Tes laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup
pemeriksaan hemoglobin, protein urine, gula darah, dan hepatitis B. Pemeriksaan
khusus dilakukan didaerah prevalensi tinggi dan atau kelompok perilaku berisiko dilakukan
terhadap HIV, sifilis, malaria, tuberkulosis, cacingan dan thalasemia (Machfoeds, 2009).
g. Temu wicara (Konseling)
Pelayanan antenatal ini hanya dapat
diberikan oleh tenaga kesehatan dan tidak dapat dilakukan oleh dukun bayi. Disini
untuk memberikan penyuluhan tentang perawatan hamil, perawatan payudara, gizi ibu
hamil, tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan tanda-tanda pada janin sehingga ibu dan
keluarga dapat segera mengambil keputusan dalam perawatan selanjutunya dan
mendengarkan keluhan yang disampaikan oleh ibu dengan penuh minat (Machfoeds, 2009;
Mufdlilah, 2009).
v Menurut
Saifuddin (2008) jadwal kunjungan antenatal tersebut yaitu:
a)
Kunjungan I (KI): Sebelum umur kehamilan 16 minggu.
Menurut Pedoman
Pemantauan Kesejahteraan Ibu dan Anak
(PWS KIA, 1998)
Kunjungan I ibu hamil dibedakan menjadi 2, yaitu:
Kunjungan I ibu hamil dibedakan menjadi 2, yaitu:
1)
Kunjungan I (K1) Akses K1 akses Ialah kunjungan ibu hamil baru (pertama kali periksa kehamilan) tanpa memandang
umur kehamilan atau lebih dari 16 minggu.
Contoh: Ibu hamil 20 minggu yang datang untuk ANC pertama kalinya.
Contoh: Ibu hamil 20 minggu yang datang untuk ANC pertama kalinya.
2)
Kunjungan I (K1) Murni
K1
murni ialah kunjungan ibu hamil baru (pertama kali periksa kehamilan) pada umur kehamilan 4-16
minggu. Dilakukan untuk (Saifuddin dkk, 2008):
a) Penapisan dan pengobatan anemia
b) Perencanaan persalinan
c) Pengenalan komplikasi akan kehamilan
dan pengobatannya.
d) Pemberian imunisasi TT-1
e)
Pemeriksaan Laboratorium
1) Darah : Hb, Golongan darah, VDRL,
HbSAg, GDS.
2) Urine : Urine reduksi, Urine protein
f) Pemberian tablet tambah darah (Fe):
90 hari F segera setelah masa mual
hilang.
hilang.
b)
Kunjungan II (K2) : (24-28 minggu)
c)
Kunjungan III (32 minggu), dilakukan untuk:
1) Pengenalan
komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
2) Penapisan pre
eklamsi, gemelli, infeksi alat reproduksi dan perkemihan.
3) Mengulang
perencanaan persalinan.
4) Pemberian
imunisasi TT-II
d)
Kunjungan IV (K4) : Umur kehamilan 36 minggu sampai akhir,
dilakukan
untuk:
1) Sama seperti
kegiatan kunjungan II dan III
2) Mengenali
adanya kelainan letak dan presentasi,
3) Memantapkan
rencana persalinan,
4) Mengenali
tanda-tanda persalinan.
5) Cek kembali
Hb dan pemeriksaan lain jika ada indikasi.
5.
Strategi Pelayanan Antenatal
Dalam
pengelolaan kesehatan ibu, khususnya dalam operasional pelayanan antenatal, terutama dalam meningkatkan cakupan K1 murni diperlukan perencanan yang baik,
antara lain (Depkes RI, 1994):
a. Pendataan sasaran
Sasaran
pelayanan antenatal adalah ibu hamil yang ada di suatu wilayah kerja, dapat diperoleh dengan pendataan langsung secara aktif oleh petugas Puskesmas bekerja
sama dengan kader kesehatan, dukun bayi dan pamong setempat.
b. Pencatatan data ibu hamil
dalam register kohort ibu
c. Penentuan target cakupan
pelayanan antenatal
Cakupan
pelayanan antenatal ialah persentase ibu hamil yang telah mendapat pemeriksaan kehamilannya oleh tenaga kesehatan. Dengan target cakupan ANC yang
tinggi dan dengan tingkat mutu pelayanan yang baik, diharapkan ibu hamil di wilayah
kerja (Puskesmas) dapat terlindung dari bahaya kesakitan dan kematian.
d. Pelaksanaan pelayanan
antenatal.
Untuk
memperkuat cakupan ANC di masyarakat, kegiatan ini perlu diintegrasikan dan
dikoordinasikan dengan kegiatan lain seperti:
1) Kegiatan
puskesmas keliling
2) Kegiatan tim
KB keliling
3) Kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat
4) Kegiatan
upaya gizi keluarga
5) Kegiatan
posyandu
6.
Konsep Pengetahuan
a.
Pengertian
Pengetahuan
adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi
melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba
dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2005).
Menurut teori World
Health Organization (WHO) salah satu bentuk objek kesehatan dapat
dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri.
1) Tingkat
Pengetahuan
Pengetahuan
yang tercakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu (Notoadmodjo,
2003):
a)
Tahu (Know)
Tahu diartikan
sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu ”tahu” ini adalah merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rencah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan,
mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.
b) Memahami (Comprehension)
Memahami suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan di
mana dapat menginterprestasikan secara benar. Orang yang paham terhadap objek
atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari
c) Aplikasi (Application)
Aplikasi
diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi ataupun kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi
atau penggunaan hukumhukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks
atau situasi yang lain.
d) Analisis (Analysis)
Analisis adalah
suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen
tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
e) Sintesis
(Syntesis)
Sintesis yang
dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis
adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
f) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini
berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap
suatu materi atau objek.Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
b.
Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2005):
1) Cara kuno
untuk memperoleh pengetahuan
a)
Cara coba salah (Trial and Error)
Metode ini telah
digunakan orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah.
Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih sering dipergunakan. Metode ini
telah banyak jasanya, terutama dalam meletakkan dasar-dasar menemukan
teori-teori dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Disamping itu, pengalaman
yang diperoleh melalui penggunaan metode ini banyak membantu perkembangan
berpikir dankebudayaan manusia ke arah yang lebih sempuna.
b) Cara
kekuasaan atau otoritas
Sumber
pengetahuan cara ini dapat berupa pimpinan masyarakat baik formal atau
informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang
menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa
menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta
empiris maupun penalaran sendiri.
c)
Berdasarkan pengalaman pribadi
Hal ini dapat
digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa
lalu.
2) Cara modern dalam memperoleh
pengetahuan
Cara baru atau
cara modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis,
logis, dan ilmiah. Cara ini disebut ”metode penelitian ilmiah”, atau lebih
populer disebut metodologi penelitian.
c.
Sumber – sumber pengetahuan
Menurut
Istiarti (2000) pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang
berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik,
buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya.
Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003) sumber
pengetahuan dapat berupa pemimpin – pemimpin masyarakat baik formal
maupuninformal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya.
d.
Menurut Notoatmodjo (2003) faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :
1) Pendidikan
Tingkat
pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu
yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon
yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh
mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut.
2) Paparan media
massa
Melalui
berbagai media baik cetak maupun elektronik berbagai informasi dapat diterima
masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa (TV,
radio, majalah, pamflet, dan lain -lain) akan memperoleh informasi yang lebih
banyak dibandingkan dengan orang
yang tidak pernah terpapar informasi media. Ini berarti paparan media massa mempengaruhi
tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.
3) Ekonomi
Dalam
memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan sekunder, keluarga dengan
status ekonomi baik akan lebih mudah tercukupi dibandingkan keluarga dengan
status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan sekunder.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.
4) Hubungan sosial
Manusia
adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupan saling berinteraksi antara satu
dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara continue akan
lebih besar terpapar informasi. Sementara faktor hubungan sosial juga
mempengaruhi kemampuan individu sebagai
komunikasi untuk menerima pesan menurut model komunikasi media dengan demikian
hubungan sosial dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang suatu
hal.
5) Pengalaman
Pengalaman
seorang individu tentang berbagai hal biasa di peroleh dari lingkungan
kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya sering mengikuti kegiatan.
Kegiatan yang mendidik misalnya seminar organisasi dapat memperluas jangkauan
pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan tersebut informasi tentang suatu
hal dapat diperoleh.
7.
Perilaku Kesehatan
a. Pengertian
Perilaku
kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan
dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit
(kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman dan pelayanan kesehatan
(Notoatmodjo, 2003).
v Perilaku ini
dibagi menjadi 3 tingkat yang merupakan aspek perilaku dalam pelayanan
antenatal (Notoatmodjo, 2005) :
1) Pengetahuan, yaitu hasil
penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya.
2) Sikap, yaitu respon tertutup seseorang
terhadap stimulus atau objek tertentu.
3) Tindakan atau praktik, yaitu
kecenderungan untuk bertindak (praktik) terhadap situasi dan
atau rangsangan dari luar.
atau rangsangan dari luar.
Perilaku
kesehatan dapat dirumuskan semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang
dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati, yang berkaitan dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Sikap merupakan reaksi atau respon yang
masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup,
bukanmerupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka
(Notoatmodjo,2003). Sikap dan perilaku merupakan dua dimensi dalam diri individu yang berdiri sendiri, terpisah, dan berbeda. Mengetahui sikap tidakberarti
dapat memprediksi perilaku (Azwar, 2009).
Perilaku
itu terbentuk di dalam diri seseorang dari dua faktor utama yakni: stimulus merupakan faktor dari luar diri seseorang tersebut (faktor eksternal), dan
respon merupakan faktor dari dalam diri orangyang bersangkutan (faktor
internal). Faktor eksternal atau stimulus adalahfaktor lingkungan, baik
lingkungan fisik, maupun non fisik dalam bentuk sosial, budaya,
ekonomi, politik, dan sebagainya. Dari penelitianpenelitian yang ada faktor
eksternal yang paling besar perannya dalam membentuk perilaku manusia adalah
faktor sosial dan budaya, di mana seseorang tersebut berada. Sedangkan faktor
internal yang menentukan seseorang itu merespons stimulus dari luar adalah:
perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti, dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2005).
Sikap
individu memegang peranan dalam menentukan perilaku seseorang di lingkungannya.
Selain itu, ada beberapa faktor yang ikut berpengaruh, antara lain hakikat
stimulus, latar belakang pengalaman individu, motivasi, status kepribadian, dan
sebagainya (Azwar, 2009).
b. Model
Perubahan Perilaku
Menurut
Green perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu (Notoatmodjo, 2005):
1)
Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
Yaitu
faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku
seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, kepercayaan atau keyakinan,
nilai-nilai tradisi dan sebagainya.
a) Pengetahuan
Pengetahuan
adalah merupakan hasil ”tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi
melalui panca indra manusiayakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan
tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2005).
b) Sikap
Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit). Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut (Notoatmodjo, 2003).
Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit). Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut (Notoatmodjo, 2003).
c) Kepercayaan atau keyakinan
Dalam bidang
kesehatan perilaku seseorang sangat di pengaruhi oleh kepercayaan orang
tersebut terhadap kesehatan. Kepercayaan yang dimaksud meliputi manfaat yang
akan didapat, hambatan yang ada, kerugian, dan kepercayaan bahwa seseorang
dapat terserang penyakit (Istiarti, 2000).
2) Faktor
Pemungkin (Enabling factors)
Yaitu faktor-faktor yang memungkinkan
atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud faktor pemungkin
adalah fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan atau tersmasyarakat.
Misalnya Puskesmas, Posyandu, Rumah sakit, dan sebagainya.
3) Faktor Penguat (Reinforsing Factors)
Yaitu
faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.
Kadang-kadang, meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat,
tetapi tidak melakukannya. Untuk berperilaku sehat memerlukan contoh dari para
tokoh masyarakat. Misalnya seorang ibu hamil tahu manfaat periksa hamil, dan di
dekat rumahnya ada Polindes, dekat dengan bidan, tetapi ia tidak mau melakukan
periksa hamil, karena ibu lurah dan ibu-ibu tokoh lain tidak pernah periksa
hamil, namun anaknya tetap sehat.
B. Kerangka
Teori
Faktor
Predisposisi:
•
Pengetahuan
•
Paritas
• Sikap
•
Keyakinan
•
Kepercayaan
• Nilai-nilai
|
Kunjungan
KI
Murni
|
Faktor
pemungkin:
• Fasilitas/sarana
Kesehatan
|
Faktor Pendukung:
• Tokoh Masyarakat
|
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber:
Modifikasi Istiarti, 2000 dan Notoatmodjo
C. Kerangka
Konsep
Variabel Independen Variabel
Dependen
Pengetahuan
ibu hamil
|
Kunjungan
K1
murni
|
Paritas
|
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
D. Hipotesis
Hipotesis
adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan
hal tersebut yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya (Riwidikdo,
2008). Hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
1. Ada hubungan antara
pengetahuan ibu hamil dengan kunjungan K1 murni
2. Ada hubungan
antara paritas ibu dengan kunjungan K1 murni.
BAB II
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA “Ny.M” DENGAN KEHAMILAN TRIMESTER 1
A.
Pengkajian
1.
Identitas
klien dan penanggung jawab
a.
Identitas
klien
Nama : Ny. M
Umur : 25
tahun
Status perkawinan : kawin
Pekerjaan : Ibu Rumah
Tangga
Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Tanggal pemeriksaan : 19 Maret 2012
Alamat :
kayu Agung
Diagnosa : Kehamilan
Trimester I
b.
Identitas
penanggung jawab
Nama : Tn. W
Umur : 27
tahun
Pendidikan : SMA
Alamat :
Kayu Agung
Suku/bangsa : Indonesia
Hubungan dengan klien : Suami
2.
Riwayat
kesehatan
a. Keluhan
Utama
Klien mengatakan mudah
lelah, mual, muntah dan tidak nafsu makan
b. Riwayat
Kesehatan sekarang
Klien datang ke klinik
dengan ibu dan suaminya pada tanggal 19 Maret 2012 denga keluhan mual muntah,
susah tidur, nafsu makan berkurang, hanya ingin makan bakso, tidak menyukai
makanan lain dan frekuensi BAK sering terjadi malam hari. Diagnosa sementara
pasien sementara diduga hamil.
c. Riwayat
Kesehatan masa lalu
Ini merupakan kehamilan
pertama bagi sang ibu
d. Kesehatan
Keluarga
Tidak mempunyai
penyakit menular atau keturunan.
e. Riwayat
Psikologis.
Klien mengatakan bahwa
ia ingin mengetahui apakah kondisi saat ini benar hamil atau penyakit lain.
f. Riwayat
Genekologi
Klien menstruasi mulai
usia 13 tahun siklus haid 30 hari selama 5-6 hari, tidak disertai nyeri. HPHT 1
februari 2012. HPL 8 November 2012.
3.
Pola
Aktifitas Sehari –hari
a. Nutrisi
Klien hanya ingin makan
bakso, dan tidak mau makan makanan lain.
b. Eliminasi
Klien hanya BAB
1x/hari, buang air kecil frekuensinya lebih sering terutama malam hari.
c. Pola
tidur
Klien tidur 8jam/ hari,
tidur siang tidak pernah, sekarang kadang sulit untuk mulai tidur apabila sudah
tertidur, klien bisa terlelap. Bangun tidur klien tampak segar.
d. Aktifitas
sehari-hari
Klien mengurus rumah
tangga sejak pagi hari bangun tidur pukul 05.00 wib. Dibantu oleh ibu mertua
Ny. M berangkat kerja setelah segala sesuatu selesai. Pukul 08.30 – 16.00 wib
klien bekerja, setelah sampai dirumah klien istirahat ke esokan harinya kembali
bekerja.
e. Aktifitas
seksual
Selama kehamilan klien
dan Tn. W jarang melakukan aktifitas seksual
4.
Pemeriksaan
fisik
a.
Keadaaan
umum
Ø Keadaan
umum : baik
Ø Kesadaran :
composmentis
Ø Tekanan
darah : 120/70 mmHg
Ø Nadi : 90 x/menit
Ø Suhu : 37.2 ᵒc
Ø Pernafasaan :
24 x/menit
b. Keadaan khusus
1. Muka
Bentuk : simetris
Kelinan : tidak ada odem
pada wajah
2. Mata
Bentuk : simetris
Konjungtiva : anemis
Sklera : anikterik
Kelainan : tidak ada
gangguan pengelihatan
3. Mulut
dan gigi
Bentuk : Simetris
Ada karies/tidak : Ada caries
Kelainan mukosa : Mukosa mulut lembab, agak
anemis
4. Abdomen
Ø Inspeksi :
Abdomen agak membesar, kulit abdomen
tidak ada kelainan
Ø Palpasi :
Belum teraba bagian janin
Ø Auskultasi :
Belum terdengar DJJ
5. Pemeriksaan
Ginekologi
Siklus haid : 30 hari
Mulai menstruasi : 13 tahun
HPHT : 1 februari 2012
HTP : 8 november 2012
B.
Analisa
Data
No.
|
Data
Senjang
|
Etiologi
|
Masalah
|
1.
|
DS:
Klien hanya ingin makan bakso, tidak
menyukai jenis makanan lain, tidak nafsu makan. Dan merasa mual,muntah (+)
DO: -
|
intake nutrisi yang
tidak adekuat
|
Perubahan
pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
|
|||
2.
|
DS:
BAK frekuensinya lebih sering terutama
pada malam hari.
DO: -
|
Peningkatan Frekuensi BAK
|
Gangguan rasa nyaman
|
|
|||
3.
|
DS :
klien mengatakan bahwa ia tidak
mengetahui apakah benar klien hamil atau gejala penyakit lainnya.
DO : -
|
Tingkat pembelajaran
|
Kurang pengetahuan mengenai kondisi
saat ini.
|
Prioritas masalah
1.
Perubahan pola nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
2.
Gangguan rasa nyaman eliminasi urin
3.
Kurang pengetahuan kondisi saat ini.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan
pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi yang tidak adekuat
2. Gangguan
rasa nyaman eliminasi urin b.d Peningkatan frekuensi BAK
3. Kurang
pengetahuan kondisi saat ini b.d tingkat pembelajaran.
D.
Intevensi
Keperawatan
No
|
D.P
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
1.
|
I
|
Tupan
:
·
Nafsu makan kembali normal
Tupen
:
·
Dalam waktu 1x24 jam makan sesuai
gizi seimbang.
|
a. Kaji
Keadekuatan nutrisi sebelum hamil.
b. Kaji
tingkat pengetahuan tentang nurisi ibu hamil
c. Beri
info tentang diet bumil
d. Gali
pantangan makanan.
e. Timbang
BB setiap kali kunjungan.
|
a. Nutrisi
yang adekuat sangat berguna bagi pertumbuhan sang janin
b. Pengetahuan
akan berpengaruh dengan pola hidup sang ibu
c. Rasina
bagi waktu makan terhadap makanan
sangat berguna bagi pertumbuhan sang janin
d. Makanan
yang dikonsumsi akan berpengaruh terhadap sang bayi
e. Perubahan
BB memungkinkan untuk memantau pertumbuhan sang janin
|
2.
|
II
|
Tupan
:
Rasa nyaman klien terpenuhi.
Tupen
:
Dalam 1x24 jam klien merasa nyaman.
|
a. Kaji
tingkat gangguan rasa nyaman.
b. Anjurkan
minum satu gelas/jam.
c. Anjurkan
tidak tidur terlalu malam dan kurangi stress.
d. Catat
frekuensi BAK.
|
a. Kenyamanan
akan membuat ibu releks dan akan
membantu pertumbuhan sang janin
b. Untuk
menguraing kecemasan pada sang ibu
c. Stress
akan berdampak pada perkembangan sang janin dan menyebabkan sang ibu merasa
cemas
d. Untuk
memantau pengeluaran.
|
3.
|
III
|
Tupan
:
·
Klien mengetahui gejala dan tanda
kehamilan.
Tupen
:
·
Klien mengetahui kondisinya saat
ini.
|
a. Kaji
tingkat pengertahuan tentang kehamilan
b.Beritahu
tentang tanda dan gejala kehamilan.
c. Kolaborasi
dengan tenaga medis lain dalam pemeriksaan kehamilan.
|
a. Pengetahuan
akan berpengaruh dengan pola hidup sang ibu
b. Pengetahuan
tentang kehamilan akan membuat calon ibu memiliki pengetahuan yang lebih
c. Untuk
mengetahui perkembangan dan perubahan pada sang janin
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar