PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DALAM RAPAT
BERDASARKAN
TIPE KEPEMIMPINAN
A.
DEFINISI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
• Pengambilan
Keputusan Merupakan Salah Satu Bentuk dari Aspek Kepemimpinan dan Manajerial
• Dalam
Pengambilan Keputusan Seorang Pemimpin atau manajer harus didukung oleh
sejumlah data
•
Diperlukan
Masukan dari berbagai pihak yang berhubungan dengan mekanisme pengambilan
keputusan
Menurut Davis,
keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu
berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus
dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan.
Dapat juga dikatakan
bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa
pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapiny.
Setelah pengertian
keputusan disampaikan, kiranya perlu diikuti pula dengan pengertian tentang
‘pengambilan keputusan’ (decision making). Ada beberapa definisi tentang
pengambilan keputusan. Misalnya saja Terry, ia memberikan definisi pengambilan
keputusan adalah pemilihan alternartif perilaku dari dua alternatif atau lebih.
Tetapi juga dikatakan bahwa pengambilan keputusan adalah tindakan pimpinan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan
melalui pemilihan satu diantara alternatif-aternatif yang dimungkinkan.
Menurut Siagian, pada
hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap
hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang
dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan
merupakan tindakan yang paling tepat.
Dari
pengertian-pengertian tentang pengambilan keputusan dapat ditarik kesimpulan,
bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak
boleh sembarangan. Masalahnya terlebih dulu harus diketahui dan dirumuskan
dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif
terbaik dari alternatif-alternatif yang disajikan.
B.
TUJUAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Tujuan
Pengambilan keputusan itu bersifat tunggal, dalam arti bahwa sekali diputuskan,
tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain.
2. Tujuan
Pengambilan keputusan berifat ganda, dalam arti bahwa satu keputusan yang
diambilnya itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih yang sifatnya
kontradiktif ataupun tidak kontradiktif.
C.
HAKIKAT
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan
merupakan pemilihan diantara beberapa alternatif pemecahan masalah. Pada
hakikatnya keputusan itu diambil jika pimpinan menghadapi masalah atau untuk
mencegah timbulnya masalah dalam organisasi. Oleh karena itu, informasi yang
lengkap, terpercaya, dan aktual sangat dibutuhkan dalam rangka pengambilan
keputusan.
Dalam memecahkan
masalah, Wallas menyarankan 4 tingkatan pemikiran kreatif :
1. Tahap
persiapan : meliputi proses perumusan masalah, menganalisa, mengumpulkan
informasi yang relevan dan membuat beberapa alternatif pemecahan disertai
konsekuensi masing-masing
2. Tahap
iluminasi : bila tahap persiapan tidak menemukan pemecahannya. Tahap ini untuk
menenangkan pikiran dan perasaan.
3. Tahan
inkubasi : tahap peralihan antara tahap persiapan dan iluminasi
4. Tahap
verifikasi : memeriksa kembali permasalahannya untuk dipecahkan kembali
D. FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Keadaan
intern organisasi
Meliputi dana yang tersedia, kemampuan tim medis,
kelengkapan dari peralatan, struktur organisasi, tersedianya informasi yang
dibutuhkan pimpinan, dsb.
2. Tersedianya
informasi yang diperlukan
Informasi yang diperlukan harus lengkap sesuai kebutuhan,
terpercaya kebenarannya, dan masih aktual. Berdasarkan informasi inilah
pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan baik.
3. Keadaan
ekstern organisasi
Meliputi keadaan ekonomi, sosial, politik, hukum,
budaya, dsb.
4. Kepribadian
dan kecakapan pengambilan keputusan
Meliputi penilaiannya, kebutuhannya, tingkat
inteligensinya, kapasitasnya, keterampilannya, dsb.
E. Tipe
pengambilan keputusan (pimpinan) yang dikaitkan dengan macam keputusannya
dibedakan :
1. Tipe
Ketergantungan ( The defensive or receptive type)
Berarti ia tidak mempunyai pendirian yang tegas.
Ketidaktegasan ini akibat dari kurang cakapnya dan kurang menguasai masalah
yang harus diputuskan. Ia memandang justru orang lain atau bawahan itulah yang
lebih cakap dan lebih mampu. Dengan demikian ia sangat tergantung dari
bawahannya atau oranfg lain. Kalau mau mereka dapat saja memperalat pimpinan
untuk kepentingan bawahan atau orang lain itu.
2. Tipe
Eksploitatif ( The exploitative or aggresive type)
Pengambilan keputusan mengeksploitasi orang lain atau
bawahan untuk kepentingannya sendiri. Sebenarnya ide keputusan itu berasal dari
bawahan, karena pengambil keputusan tidak mampu. Namun kemudian ia mengatakan
kepada pihak lain bahwa itu semua adalah idenya.
3. Tipe
tabungan ( The hoarding type)
Pengambil keputusan cenderung untuk ‘menabung’
idenya kepentingan dirinya untuk memperkuat posisinya dan wibawanya dalam
organisasi. Ia tidak mau membeberkan dan membagi (sharing) kepandaiannya kepada
orang lain.
4. Tipe
Pemasaran ( The marketing type)
Pegambil keputusan ‘menjual’ atau memamerkan idenya
atau keputusannya dengan maksud agar dipuji oleh pihak lain atau bawahannya
sebagai pimpinan yang berwibawa.
5. Tipe
Produktif ( The productive type)
Pengambil
keputusan memang memiliki kemampuan, baik pengetahuan maupun keterampilan, dan
pandangan jauh kedepan. Ia sangat perduli dan dapat bekerja sama dengan
bawahan, penuh inisiatif serta kreatif
Adapun faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dalam pengambila keputusan menurut Terry adalah sebagai
berikut:
1. hal-hal
yang berwujud maupun yang tidak
berwujud,yang emosional maupun yang rasional perlu diperhatikan dalam
pengambilan keputusan
2. Setiap
keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi
3. Setiap
keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi,tetapi harus
mementingkan kepentingan organisasi
4. jarang
sekali ada satu pilihan yang memuaskan (oleh karena itu selalu buatlah
alternatif-alternatif tandingan)
5. Penganbila
keputusan itumerupakan tindakan mental.Dan tindaka mental ini kemudian harus
dirubah menjadi tindakan fisik
6. pengambilan
keputusanyang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama
7. Diperlukan
pengambillan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
8. Setiap
keputusan hendaknya dilembagakan,agar dapat diketahui apakah keputusan yang
diambil itu betul atau salah
9. Setiap
keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serrangkaian ata rantia
kegiatan berikutnya.
Millet menyebutkan ada
3 faktor yang harus dipenuhi oleh pimpinan dalam mengambil keputusan yang tepat
:
Pertama,
kita harus memperhatikan perbedaan antara individu pria dan wanita,dimana pria
umumnya lebih tegas(berani dan cepat mmengambil keputusan).Sedangkan wanita
umumnya ragu-ragu.
Kedua,
peranan bagi orang yang mengambil keputusan itu juga perlu diperhatikan.Kemampuan
mengumpulkan data atau fakta yang cukup mendetail, kemampuan menganalisis dan
menginterpretasi dengan mantap,kemampuan menggunakan konsep yang cukup luas
tentang perilaku manusia secara fisik untuk memperkirakan
perkembangan-perkembangan hari depan yang lebih baik
Ketiga,
perlu kita menyadari adanya kemampuan yang terbatas dalam mengambil keputusan
di bidang manajemen. keterbatasan ini dapat bersifat institusional dan dapat
juga bersifat pribadi.
Dari
pendapat-pendapat yang telah dikemukakan diatas,dapat disimpulkan bahwa proses
pengambilan keputusan itu meliputi:
1. Identifikasi
masalah
2. pengumpulan
dan penganalisisan data
3. pembuatan
alternatif-alternatif kebijakan yang nantinya akan dijadikan
alternatif-alternatif keputusan, dengan memperhatikan situasi lingkungan,
4. memilih
satu alternatif terbaik untuk dijadikan keputusan
5. melaksanakan
keputusan
6. memantau
dan mengevaluasi hasil pelaksanaan keputusan.
GAYA KEPEMIMPINAN
1.
KEPEMIMPINAN
OTOKRATIK
2.
KEPEMIMPINAN
DEMOKRATIF
3.
KEPEMIMPINAN
PARTISIPATIF
4.
KEPEMIMPINAN
LAIZES FAIRE
SUMBER
1. SYAMSI,
IBNU. 2007. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN SISTEM INFORMASI. JAKARTA: BUMI AKSARA
2. JOHN
DKK. 1995. MANAJEMEN RAPAT YANG SUKSES. JAKARTA: MEGAPOIN
3. WINARDI.
2000. KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN. JAKARTA: RINEKA CIPTA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar