SELAMAT DATANG

SEMOGA BERMANFAAT dan BERGUNA BAGI TEMAN-TEMAN SEJAWAT SEKALIAN

SALAM HANGAT dan MAJULAH KEPERAWATAN INDONESIA

MEMBANGUN DARI HATI UNTUK BANGSA

Sabtu, 23 Juni 2012

MANAJEMEN KEPERAWATAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RAPAT
BERDASARKAN TIPE KEPEMIMPINAN


A.   DEFINISI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

                Pengambilan Keputusan Merupakan Salah Satu Bentuk dari Aspek Kepemimpinan dan Manajerial
                     Dalam Pengambilan Keputusan Seorang Pemimpin atau manajer harus didukung oleh sejumlah data
      Diperlukan Masukan dari berbagai pihak yang berhubungan dengan mekanisme pengambilan keputusan

Menurut Davis, keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan.
Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapiny.
Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu diikuti pula dengan pengertian tentang ‘pengambilan keputusan’ (decision making). Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan. Misalnya saja Terry, ia memberikan definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternartif perilaku dari dua alternatif atau lebih. Tetapi juga dikatakan bahwa pengambilan keputusan adalah tindakan pimpinan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-aternatif yang dimungkinkan.
Menurut Siagian, pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Dari pengertian-pengertian tentang pengambilan keputusan dapat ditarik kesimpulan, bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya terlebih dulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif-alternatif yang disajikan.


B.   TUJUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1.  Tujuan Pengambilan keputusan itu bersifat tunggal, dalam arti bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain.
2.     Tujuan Pengambilan keputusan berifat ganda, dalam arti bahwa satu keputusan yang diambilnya itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih yang sifatnya kontradiktif ataupun tidak kontradiktif.


C.   HAKIKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan merupakan pemilihan diantara beberapa alternatif pemecahan masalah. Pada hakikatnya keputusan itu diambil jika pimpinan menghadapi masalah atau untuk mencegah timbulnya masalah dalam organisasi. Oleh karena itu, informasi yang lengkap, terpercaya, dan aktual sangat dibutuhkan dalam rangka pengambilan keputusan.
Dalam memecahkan masalah, Wallas menyarankan 4 tingkatan pemikiran kreatif :
1. Tahap persiapan : meliputi proses perumusan masalah, menganalisa, mengumpulkan informasi yang relevan dan membuat beberapa alternatif pemecahan disertai konsekuensi masing-masing
2.     Tahap iluminasi : bila tahap persiapan tidak menemukan pemecahannya. Tahap ini untuk menenangkan pikiran dan perasaan.
3.     Tahan inkubasi : tahap peralihan antara tahap persiapan dan iluminasi
4. Tahap verifikasi : memeriksa kembali permasalahannya untuk dipecahkan kembali


D.   FAKTOR-FAKTOR PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1.     Keadaan intern organisasi
Meliputi dana yang tersedia, kemampuan tim medis, kelengkapan dari peralatan, struktur organisasi, tersedianya informasi yang dibutuhkan pimpinan, dsb.
2.     Tersedianya informasi yang diperlukan
Informasi yang diperlukan harus lengkap sesuai kebutuhan, terpercaya kebenarannya, dan masih aktual. Berdasarkan informasi inilah pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan baik.
3.     Keadaan ekstern organisasi
Meliputi keadaan ekonomi, sosial, politik, hukum, budaya, dsb.
4.     Kepribadian dan kecakapan pengambilan keputusan
Meliputi penilaiannya, kebutuhannya, tingkat inteligensinya, kapasitasnya, keterampilannya, dsb.

E.    Tipe pengambilan keputusan (pimpinan) yang dikaitkan dengan macam keputusannya dibedakan :

1.     Tipe Ketergantungan ( The defensive or receptive type)
Berarti ia tidak mempunyai pendirian yang tegas. Ketidaktegasan ini akibat dari kurang cakapnya dan kurang menguasai masalah yang harus diputuskan. Ia memandang justru orang lain atau bawahan itulah yang lebih cakap dan lebih mampu. Dengan demikian ia sangat tergantung dari bawahannya atau oranfg lain. Kalau mau mereka dapat saja memperalat pimpinan untuk kepentingan bawahan atau orang lain itu.

2.     Tipe Eksploitatif ( The exploitative or aggresive type)
Pengambilan keputusan mengeksploitasi orang lain atau bawahan untuk kepentingannya sendiri. Sebenarnya ide keputusan itu berasal dari bawahan, karena pengambil keputusan tidak mampu. Namun kemudian ia mengatakan kepada pihak lain bahwa itu semua adalah idenya.

3.     Tipe tabungan ( The hoarding type)
Pengambil keputusan cenderung untuk ‘menabung’ idenya kepentingan dirinya untuk memperkuat posisinya dan wibawanya dalam organisasi. Ia tidak mau membeberkan dan membagi (sharing) kepandaiannya kepada orang lain.

4.     Tipe Pemasaran ( The marketing type)
Pegambil keputusan ‘menjual’ atau memamerkan idenya atau keputusannya dengan maksud agar dipuji oleh pihak lain atau bawahannya sebagai pimpinan yang berwibawa.

5.     Tipe Produktif ( The productive type)
Pengambil keputusan memang memiliki kemampuan, baik pengetahuan maupun keterampilan, dan pandangan jauh kedepan. Ia sangat perduli dan dapat bekerja sama dengan bawahan, penuh inisiatif serta kreatif

Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambila keputusan menurut Terry adalah sebagai berikut:

1.  hal-hal yang  berwujud maupun yang tidak berwujud,yang emosional maupun yang rasional perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan
2.     Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi
3. Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi,tetapi harus mementingkan kepentingan organisasi
4.     jarang sekali ada satu pilihan yang memuaskan (oleh karena itu selalu buatlah alternatif-alternatif tandingan)
5.     Penganbila keputusan itumerupakan tindakan mental.Dan tindaka mental ini kemudian harus dirubah menjadi tindakan fisik
6.     pengambilan keputusanyang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama
7.     Diperlukan pengambillan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
8.     Setiap keputusan hendaknya dilembagakan,agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul atau salah
9.     Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serrangkaian ata rantia kegiatan berikutnya.

Millet menyebutkan ada 3 faktor yang harus dipenuhi oleh pimpinan dalam mengambil keputusan yang tepat :

Pertama, kita harus memperhatikan perbedaan antara individu pria dan wanita,dimana pria umumnya lebih tegas(berani dan cepat mmengambil keputusan).Sedangkan wanita umumnya ragu-ragu.

Kedua, peranan bagi orang yang mengambil keputusan itu juga perlu diperhatikan.Kemampuan mengumpulkan data atau fakta yang cukup mendetail, kemampuan menganalisis dan menginterpretasi dengan mantap,kemampuan menggunakan konsep yang cukup luas tentang perilaku manusia secara fisik untuk memperkirakan perkembangan-perkembangan hari depan yang lebih baik

Ketiga, perlu kita menyadari adanya kemampuan yang terbatas dalam mengambil keputusan di bidang manajemen. keterbatasan ini dapat bersifat institusional dan dapat juga bersifat pribadi.

Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan diatas,dapat disimpulkan bahwa proses pengambilan keputusan itu meliputi:
1.     Identifikasi masalah
2.     pengumpulan dan penganalisisan data
3.    pembuatan alternatif-alternatif kebijakan yang nantinya akan dijadikan alternatif-alternatif keputusan, dengan memperhatikan situasi lingkungan,
4.     memilih satu alternatif terbaik untuk dijadikan keputusan
5.     melaksanakan keputusan
6.     memantau dan mengevaluasi hasil pelaksanaan keputusan.


GAYA KEPEMIMPINAN


1.     KEPEMIMPINAN OTOKRATIK



2.     KEPEMIMPINAN DEMOKRATIF


3.     KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF



4.     KEPEMIMPINAN LAIZES FAIRE


SUMBER

1. SYAMSI, IBNU. 2007. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN SISTEM INFORMASI. JAKARTA: BUMI AKSARA
2. JOHN DKK. 1995. MANAJEMEN RAPAT YANG SUKSES. JAKARTA: MEGAPOIN
3. WINARDI. 2000. KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN. JAKARTA: RINEKA CIPTA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar