METODE PRAKTIK
KEPERAWATAN PROFESIONAL
Proses
Profesionalisme keperawatan di Indonesia
(Lokakarya Keperawatan
Nasional 1983)
Profesionalisme
dalam asuhan keperawatan
(UU
Perlindungan konsumen (1999), UU 1992)
Upaya-upaya untuk
meningkatkan mutu Asuhan keperawatan
Dikembangkan
MPKP Di Indonesia
PENGERTIAN
Model Praktek Keperawaan
Profesional ( MPKP) adalah suatu sistem (Struktur,
Proses dan
nilai-nilai profesional) yang memungkinkan
perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan,
yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart&Woods, 1996 dalam
Sitorus,2005)
PELAKSANAAN
Lima
Komponen MPKP
- Nilai-nilai profesional
Perawat Pasien
“Caring
Relation Ship”
Nilai-nilai
Profesional
2.
Pendekatan manajemen
Penekanan pada manajemen sumber daya
manusia
3. Metode pemberian asuhan keperawatan
modifikasi metoda keperawatan primer
modifikasi metoda keperawatan primer
Kepala Ruangan
PP 1 PP 2 PP 3
Pagi
Era globalisasi dan perkembangan ilmu
dan teknologi kesehatan menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi
pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan model
praktik keperawatan profesional (MPKP).
“MPKP
adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk
lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut,” jelas Linda. Saat ini,
praktik pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia belum
mencerminkan praktik pelayanan profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan
yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan
klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas.
Dengan
pengembangan MPKP, diharapkan nilai profesional dapat diaplikasikan secara
nyata, sehingga meningkatkan mutu asuhan dan pelayanan keperawatan. Dalam hal
ini, RSCM bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Mengingat
keterbatasan jumlah dan pendidikan sumber daya perawat di Indonesia- mayoritas
tenaga keperawatan masih lulusan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK)-praktik
keperawatan profesional tidak bisa seperti yang dilakukan di negara maju. Yang
dilakukan adalah modifikasi keperawatan primer.
Penetapan
jumlah tenaga keperawatan didasarkan jumlah klien/pasien dan derajat
ketergantungan klien. Jenis tenaga adalah perawat primer (PP) yang lulusan S1
keperawatan, perawat asosiet (PA) lulusan D3 keperawatan, serta SPK. Tenaga
lain adalah pembantu keperawatan. Mereka berada dalam satuan tim yang dibimbing
dan diarahkan oleh Clinical Care Manager (CCM) yang merupakan magister
spesialis keperawatan.
Tindakan
yang bersifat terapi keperawatan dilakukan oleh PP, karena bentuk tindakan
lebih pada interaksi, adaptasi, dan peningkatan kemandirian klien yang perlu
landasan konsep dan teori tinggi. PP melakukan pertemuan dengan anggota tim kesehatan
lain terutama dokter. PP juga mengarahkan dan membimbing perawat lain serta
bertanggung jawab atas semua asuhan keperawatan yang dilakukan oleh tim pada
sekelompok klien. Tugas PP dibantu PA.
Tugas
membersihkan meja klien, menyediakan dan membersihkan peralatan yang digunakan,
mengantar klien konsul atau membawa pispot ke dan dari klien dilakukan oleh
pembantu keperawatan. Asuhan keperawatan dilakukan berdasar standar rencana
keperawatan yang ada. Ketua tim (PP) melakukan validasi terhadap diagnosis
keperawatan klien berdasarkan pengkajian yang dilakukan.
Standar
rencana keperawatan yang sudah dikembangkan adalah untuk gangguan sistem
pernapasan (tuberkulosis paru, penyakit paru obstruktif kronik), gangguan
sistem pencernaan (sirosis hati), gangguan sistem kardiovaskuler (gagal
jantung, hipertensi), gangguan sistem perkemihan (gagal ginjal,
glomerulonefritis) dan gangguan sistem imun (AIDS).
Secara
kualitatif, PP ada kebanggaan profesional karena ada otonomi dan kesempatan
mengobservasi perkembangan klien secara berkesinambungan dan PA dapat bekerja
lebih terencana. Dokter merasa ada kerja sama yang lebih baik dibanding ruang
lain yang tidak menerapkan MPKP. Kepuasan klien dan keluarga lebih baik. Angka
infeksi nosokomial (infeksi yang ditularkan di rumah sakit) menurun. Juga
dimulai kegiatan riset keperawatan di tingkat ruang rawat.
Pengertian
model praktik keperawatan adalah diskripsi atau gambaran dari praktik
keperawatan yang nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori
keperawatan.Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan
menuntut perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang
optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan model praktik keperawatan
profesional (MPKP).
TUJUAN MODEL KEPERAWATAN
1.
Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
2.
Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan
pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim
keperawata.
3.
Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan
keperawatan.
4.
Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan
dan keputusan.
5.
Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan
asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan.
PELAYANAN
KESEHATAN PRIMER(PHC)
Dalam
penilainan tahunannya tentang kesehatan dunia, para delegasi yang menghadiri
pertemuan ke 28 World Health Assembly di Geneva telah memutuskan bahwa situasi
global sekarang ini tidak sehat. Sejumlah contoh dari berbagai belahan dunia
telah meyakinkan mereka bahwa penggunaan suatu pendekatan yang disebut PHC,
dapat berkontribusi sangat besar dalam membebaskan seluruh masyarakat dari
penderitaan yang terabaikan, nyeri, ketidakmampuan dan kematian. Masyarakat
global dapat terjamin, banyak beban berat dari berbagai penderitaan dan
kematian yang tidak diinginkan oleh jutaan orang diseluruh dunia dapat dicegah
melalui penerapan konsep PHC (Bryant,1969;Newell,1975).
Metode Keperawatan Primer
Metode ini
pertama kali diperkenalkan di Inggris oleh Lydia Hall (1963) ini merupakan
sistem dimana seorang perawat bertanggung jawab selama 24 Jam sehari, 7 hari
per minggu,ini merupakan metode yang memberikan perawatan secara komprehensif,
individual dan konsisten. Metode keperawatan primer membutuhkan pengetahuan
keperawatan dan keterampilan manajemen. Perawat primer mempunyai tugas mengkaji
dan membuat prioritas setiap kebutuhan pasien, mengidentifikasi diagnosa
keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan, dan mengevaluasi
keefektivitasan perawatan. Sementara perawat yang lain menjalankan tindakan
keperawatan, perawat primer mengkoordinasi perawatan dan menginformasikan
tentang kesehatan pasien kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya.
Keperawatan Primer melibatkan semua aspek peran profesional, termasuk
pendidikan kesehatan, advokasi, pembuatan keputusan, dan kesinambungan
perawatan. Perawat primer merupakan manager garis terdepan bagi perawatan
pasien dengan segala akuntabilatas dan tanggung jawab yang menyertainya.
Perawat
primer dan perawat asosiat dalam MPKP (metode primary team) yang dilaksanakan
di ruangan.
Peran Kepala Ruang
ΓΌ Sebagai konsultan dan pengendalian mutu
perawatan primer
ΓΌ Orientasi dan merencanakan karyawan baru
ΓΌ Menyusun jadual dinas
ΓΌ Memberi penugasan pada perawat asisten/asosiat
(PA)
ΓΌ Evaluasi kerja
ΓΌ Merencanakan /menyelenggarakan pengembangan
staf
Peran Perawat Primer
·
Menerima pasien
·
Mengkaji
kebutuhan pasien untuk asuhan
·
Membuat tujuan
·
Membuat rencana keperawatan
·
Melakukan konferens untuk menjelaskan rencana
asuhan kepada PA yang menjadi anggota timnya.
·
Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama
dinas bersama PA yang menjadi anggota timnya.
·
Melakukan kolaborasi dengan t9im kesehatan
lainnya.
·
Memantau PA dalam melaksanakan rencana asuhan
keperawatan.
·
Mengkoordinasi pelayanan yang diberikan oleh
disiplin lain maupun perawat lain
·
Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
·
Menerima dan menyesuaikan rencana
·
Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
·
Melakukan pendokumentasian (catatan
perkembangan, catatan tindakan keperawatan)
PENUTUP
Pelayanan
keperawatan professional adalah pemberian asuhan keperawatan dengan pendekatan
proses keperawatan. Metode penugasan yang memungkinkan terlaksananya asuhan
keperawatan secara professional diantaranya adalah metode Tim dan metode
Perawat Primer. Mengingat metode perawatan primer diperlukan perawat yang
mempunyai kompetensi yang tinggi (tingkat spesialis) dan jumlah yang cukup,
sementara di Indonesia (utamanya RSCM) belum ada maka dalam MPKP digunakan
metode PN dimodifikasi dengan pendekatan Tim (Primary team). Dalam
pengorganisasiannya agar tujuan pelayanan keperawatan dapat tercapai dibutuhkan
uraian tugas, tanggung jawab dan peran yang jelas dari masing-masing
klasifikasi tenaga perawat yang ada yaitu sebagai kepala ruang, ketua tim, dan
pelaksana (metode Tim) dan Kepala ruang, perawat primer dan perawat asosiat
(MPKP).
Referensi:
1. Gillies, (1989), Nursing managament a system approach, 2nd edition,
W.B. Saunders: Philadelphia
2. Marquis, Huston, (2000),
Leadership roles and management functions in nursing theory & application,
3rd edition, Lippincott Williams & Wilkins:Philadelphia.
3. Pusat Pengembangan
Keperawatan Carolus, (2000), Metode asuhan keperawatan, makalah dipresentasikan
dalam lokakarya manajemen bidang keperawatan tgl. 1 mei – 11 mei, Jakarta.
4. Ratna Sitorus (makalah),
2000, Pengembangan model praktik keperawatan professional (MPKP) sebagai suatu
upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan di rumah sakit, tidak
dipublikasikan.
outline tugas
MPKP
BAB I
PENDAHULUNAN
A.
LATAR BELAKANG
B.
TUJUAN PENULISAN
C.
SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II TINJAUAN
TEORITIS
A.
PENGERTIAN MAKP
B.
JENIS MAKP
1. FUNGSIONAL
2. KASUS
3. TIM
4. PRIMER
5. MPKP
C.
MPKP
1.
PENGERTIAN MPKP
2.
SEJARAH MPKP
3.
TINGKATAN MPKP
4.
PENGEMBANGAN DAN STRUKTUR ORGANISASI MPKP
a.
Pengembangan
b.
Struktur organisasi
c.
Job description
masing-masing peran
5.
RENCANA IMPLEMENTASI MPKP
a.
MENGHITUNG JUMLAH TENAGA
b.
MENENTUKAN JENIS TENAGA
c.
MENENTUKAN STANDAR RENCANA
KEPEERAWATAN
6.
KEGIATAN DALAM MPKP
a.
Timbang terima
b.
Preconference
c.
Postconference
d.
Ronde keperawatan
e.
Case studi
BAB
III . sKENARIO ROLE PLAY MPKP
BAB
IV PENUTUP
DAFTAR
PUSTAKA
BUKU
N
ONLINE PDF